Senin, 09 September 2013

Pentingnya Pendidikan Pada Masa Anak-Anak Dan Remaja (Bag1)


 Manusia dan Fase Kehidupannya

Para ulama sepakat bahwa kehidupan seseorang itu dapat dibagi menjadi beberapa fase sebagai berikut :

1.    Dari mulai lahir sampai usia-dua tahun, disebut fase persiapan.

2.    Dari usia dua tahun sampai usia enam tahun, disebut fase perm ulaan anak-anak

3.   Dari usia enam tahun sampai usia dua belas tahun disebut fase paripurna anak-anak

4.    Dari usia dua belas tahun sampai usia lima belas tahun, disebut fase permulaan   remaja

5. Dari usia lima belas tahun sampai usia delapan belas tahun, disebut fase  pertengahan remaja.

6. Dari usia delapan belas tahun sampai usia dua puluh dua tahun, disebut fase paripurna remaja

7. Dari usia dua puluh dua tahun sampai usia tiga puluh tahun, disebut fase kematangan dan pemuda.

8. Dari usia tiga puluh tahun sampai usia enam puluh tahun, disebut fase pertengahan usia atau kejantanan.

9.  Dari usia enam puluh tahun dan seterusnya, disebut fase lanjut usia.

Jelas sekali, bahwa fase kanak-kanak dan fase remaja digambarkan sebagai dasar sebagai pembentukan kepribadian seseorang. Dengan andil Bantu dari kaum ayah dan para pendidik yang interes mengurusi pendidikan anak dan remaja, insya Allah kita akan sukses dalam membina pemuda yang sehat jiwa, akal dan badannya.


Saat yang Tepat untuk Pendidikan


Ketika seseorang sudah memasuki fase usia muda, yaitu setelah usia dua puluh tahun, namun pendidikannya pada fase anak-anak dan remaja belum sempurna, ini menunjukkan bahwa ia mengalami keterlambatan. Dan pada saat seperti itu, yang dituntut ialah pengobatan atau penanggulangan, bukannya mendidik.

Dalam hal ini yang mulia Syaikh Muhammad Mutawali Sya'rawi mengatakan, Ada problem yang biasa kita sebut mengenai pendidikan anak muda. Padahal yang seharusnya kita katakan ialah, penanggulangan anak muda. Soalnya jelas beda antara pendidikan yang berarti menjaga dari penyakit dan pengobatan yang berarti menanggulangi penyakit.

Apabila ada penyakit pada anak muda, ketahuilah bahwa ada salah satu fase kehidupannya yang terlewati tanpa pendidikan. Dan kalau sudah demikian, maka jangan Anda katakan: Didiklah dia. Tetapi katakanlah. "Obatilah dia."

Disinilah sulitnya. Kenapa? Karena ketika seorang pemuda sampai pada batas kedewasaan, hal itu menuntut munculnya perasaan ego. Dan rasa ego inilah yang sering mencelakakan kaum bapak, kaum ibu dan juga masyarakat. Ciri penting rasa ego ialah menyukai kebebasan sebelum terpenuhinya unsur-unsur kebebasan secara sempurna. Dan itu berarti kerusakan.

Seseorang diantara kita menghadapi anaknya dengan sabar sampai pada batas usia tertentu. Kemudian ia mendengar anaknya mulai berani menentang pendapatnya. Suatu saat Anda juga bisa mengalaminya. karena hal itu merupakan kemungkinan yang selalu terbuka..

Tetapi apakah rasa ego tersebut bisa diatasi? Kalau seseorang dididik pada fase pendidikan dan diajari pada fase pengajaran, tentu hal itu bisa di atasi. Tetapi kalau kedua fase jadi terlambat dilewati dan rasa ego dituruti. maka masalahnya mulai runyam. Anak yang bersangkutan akan melakukan hal-hal yang tidak baik dalam pandangan lingkungannya yang digambarkan pada sosok para penilaian kedua orang tua.

Pendidikan yang dituju Islam ialah, jika seorang pendidik mampu menjalankan peranannya secara maksimal dan propesional. Seorang pendidik akan selalu berhadapan dengan lingkungannya yang memang membutuhkannya. Salah satu tugas penting seorang pendidik ialah memindahkan konsep akhlak pada perilaku kehidupan nyata.

Apabila seorang pendidik mampu menjalankan perannya tersebut, itu berarti seseorang yang dididik secara sempurna telah melewati dua fase:
Fase pendidikan yang sering dilanggar. Dalam hal ini kita tidak perlu menghukum yung bersangkutan. tetapi mengarahkannya.
Fase pengajaran yang juga sering dilanggar. Dan dalam hal ini, kita harus memberikan pelajaran kepada yang bersangkutan atas pelanggaran yang telah dilakukan.

Jika seseorang menemukan sosok pendidik yang baik seperti ini. itu berarti ia berada di tangan orang yang bisa dipercaya. Di bawah penanganan sosok pendidik ini, seorang anak yang dididik akan memperoleh curahan kasih sayang. Ia tidak akan ditipu dalam aturan-aturan pendidikan. satu hal yang patut diketahui, seorang anak didik itu laksana "sebuah adonan" yang bisa dibentuk sesuai keinginan yang mendidik. Dan pada dasarnya, seseorang itu layak dibentuk dengan bentuk yang baik juga layak dibentuk dengan bentuk yang jelek. Karena Rasulullah bersabda:

كل مولود يولد على الفطرة

"Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan suci"

Kepada kita, beliau memberikan contoh bahwa lingkungan pertama bagi seseorang ialah kedua orang tuanya. Makanya beliau lalu bersabda, "Kedua ibu bapaknya lah yang membuat ia menjadi Nasrani atau Majusi"


(Bersambung ke Bagian II)




Minggu, 25 Agustus 2013

Orang Tua Murid Makin Menjerit


HM Aru Syeiff Assadullah

Sejak era reformasi ini bergulir lebih sepuluh tahun terakhir ini, lahir pula “ritual” rutin tahunan, yang selalu berlangsung tiap kali tahun ajaran baru sekolah datang dan melintas, sekitar Juni dan Juli. Ritual dimaksud tak lain adalah “jeritan bersama” pada orang tua yang dibuat pusing tujuh keliling mencari biaya pendidikan, khususnya bagi anak-anaknya  yang harus meneruskan pendidikan di perguruan tinggi atau anak-anak yang harus masuk ke perguruan swasta. Biaya pendidikan terus melambung tidak tertanggungkan. Seolah-olah fasilitas pendidikan, hanya diperuntukkan bagi orang berduit saja. Orang miskin---walau cerdas---tidak berhak melanjutkan sekolah, menuntut ilmu mencapai jenjang tertinggi.

Kisah Mantan Hakim Agung Bismar Siregar ,Kemiskinan bukan Penghalang untuk menuntut Ilmu

Bismar mensyukuri perjalanan hidup, tidak tamat SD dan SMP, tetapi menyandang gelar yang cukup bergengsi di bidang hukum. Dia besar di kalangan keluarga miskin, tetapi bisa menduduki posisi cukup tinggi di bidang hukum. Dia anak desa dan lama hidup di desa, tetapi bisa melanglang buana. Bismar bahagia sebagai muslim dan orang Batak, karena menyandang marga Siregar. Bismar bahagia karena pernah menjadi hakim.

Sabtu, 13 Juli 2013

Puasa Tidak Sekedar Menahan Makan dan Minum

Penulis : Al-Ustadz Saifudin Zuhri, Lc.
Puasa merupakan ibadah yang sangat dicintai Allah k. Hal ini sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah z bahwa Rasulullah n bersabda:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ. قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِلاَّ الصَّوْمَ، فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ 
  وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي

“Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah  berkata: ‘Kecuali puasa, maka Aku yang akan membalas orang yang menjalankannya karena dia telah meninggalkan keinginan-keinginan hawa nafsunya dan makannya karena Aku’.” (Shahih, HR. Muslim)

Hadits di atas dengan jelas menunjukkan betapa tingginya nilai puasa. Allah akan melipatgandakan pahalanya bukan sekedar 10 atau 700 kali lipat namun akan dibalas sesuai dengan keinginan-Nya . Padahal kita tahu bahwa Allah  Maha Pemurah, maka Dia tentu akan membalas pahala orang yang berpuasa dengan berlipat ganda.


Hikmah dari semua ini adalah sebagaimana tersebut dalam hadits, bahwa orang yang berpuasa telah meninggalkan keinginan hawa nafsu dan makannya karena Allah . Tidak nampak dalam dzahirnya dia sedang melakukan suatu amalan ibadah, padahal sesungguhnya dia sedang menjalankan ibadah yang sangat dicintai Allah k dengan menahan lapar dan dahaga. Sementara di sekitarnya ada makanan dan minuman.


Di samping itu dia juga menjaga hawa nafsunya dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa. Semua itu dilakukan karena mengharapkan keridhaan Allah  dengan meyakini bahwa Allah mengetahui segala gerak-geriknya.
Di antara hikmahnya juga yaitu karena orang yang berpuasa sedang mengumpulkan seluruh jenis kesabaran di dalam amalannya. Yaitu sabar dalam taat kepada Allah k, dalam menjauhi larangan, dan di dalam menghadapi ketentuan taqdir-Nya . Allah  berfirman:


  إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُوْنَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya akan dipenuhi bagi orang-orang yang sabar pahala mereka berlipat ganda tanpa perhitungan.” (Az-Zumar: 10)

Perlu menjadi catatan penting bahwa puasa bukanlah sekedar menahan diri dari makan, minum dan hal-hal lainnya yang membatalkan puasa. Orang yang berpuasa harus pula menjaga lisan dan anggota badan lainnya dari segala yang diharamkan oleh Allah k namun bukan berarti ketika tidak sedang berpuasa boleh melakukan hal-hal yang diharamkan tersebut.


Maksudnya adalah bahwa perbuatan maksiat itu lebih berat ancamannya bila dilakukan pada bulan yang mulia ini, dan ketika menjalankan ibadah yang sangat dicintai Allah k. Bisa jadi seseorang yang berpuasa itu tidak mendapatkan faidah apa-apa dari puasanya kecuali hanya merasakan haus dan lapar. Na’udzubillahi min dzalik.
Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang yang berpuasa agar mendapatkan balasan dan keutamaan-keutamaan yang telah Allah k janjikan. Di antaranya:
1. Setiap muslim harus membangun ibadah puasanya di atas iman kepada Allah  dalam rangka mengharapkan ridha-Nya, bukan karena ingin dipuji atau sekedar ikut-ikutan keluarganya atau masyarakatnya yang sedang berpuasa. Rasulullah n bersabda:


مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah k, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘alaih)

2. Menjaga anggota badannya dari hal-hal yang diharamkan Allah , seperti menjaga lisannya dari dusta, ghibah, dan lain-lain. Begitu pula menjaga matanya dari melihat orang lain yang bukan mahramnya baik secara langsung atau tidak langsung seperti melalui gambar-gambar atau film-film dan sebagainya. Juga menjaga telinga, tangan, kaki dan anggota badan lainnya dari bermaksiat kepada Allah.


Rasulullah n bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةٌ فِيْ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatannya, maka Allah  tidak peduli dia meninggalkan makan dan minumnya.” (ShahihHR. Al-Bukhari no. 1804)
Maka semestinya orang yang berpuasa tidak mendatangi pasar, supermarket, mal, atau tempat-tempat keramaian lainnya kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Karena biasanya tempat-tempat tersebut bisa menyeretnya untuk mendengarkan dan melihat perkara-perkara yang diharamkan Allah . Begitu pula menjauhi televisi karena tidak bisa dipungkiri lagi bahwa efek negatifnya sangat besar baik bagi orang yang berpuasa maupun yang tidak berpuasa.


3. Bersabar untuk menahan diri dan tidak membalas kejelekan yang ditujukan kepadanya.


Rasulullah n bersabda dalam hadits Abu Hurairah z:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ يَوْمَئِذٍ وَلاَ يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

“Puasa adalah tameng, maka apabila salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah dia berkata kotor dan janganlah bertengkar dengan mengangkat suara. Jika dia dicela dan disakiti maka katakanlah saya sedang berpuasa.” (Shahih, HR. Muslim)
Dari hadits tersebut bisa diambil pelajaran tentang wajibnya menjaga lisan. Apabila seseorang bisa menahan diri dari membalas kejelekan maka tentunya dia akan terjauh dari memulai menghina dan melakukan kejelekan yang lainnya.


Sesungguhnya puasa itu akan melatih dan mendorong seorang muslim untuk berakhlak mulia serta melatih dirinya menjadi sosok yang terbiasa menjalankan ketaatan kepada Allah . Namun mendapatkan hasil yang demikian tidak akan didapat kecuali dengan menjaga puasanya dari beberapa hal yang tersebut di atas.
Puasa itu ibarat sebuah baju. Bila orang yang memakai baju itu menjaganya dari kotoran atau sesuatu yang merusaknya, tentu baju tersebut akan menutupi auratnya, menjaganya dari terik matahari dan udara yang dingin serta memperindah penampilannya. Demikian pula puasa, orang yang mengamalkannya tidak akan mendapatkan buah serta faidahnya kecuali dengan menjaga diri dari hal-hal yang bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan pahalanya.
Wallahu a’lam bish-shawab. 


Sumber:
Ceramah dan tanya jawab Masyayikh Salafiyyin (Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz t, Asy-Syaikh Muhammad Al-’Utsaimin t dan Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah)

Sumber : http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=300

Kamis, 30 Mei 2013

HIKMAH JUM'AH

Keutamaan Dan Rahasia Jum'at, Etika Menyambut Hari Jumat - 
 Updated at:10.35
.
Under Category : Hikmah
 
 Rasulullah sangat memuliakan hari Jumat. Dalam banyak riwayat, Rasulullah bahkan meminta kita memuliakan hari itu. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah pernah bersabda : “Hari terbaik di mana matahari terbit di dalamnya ialah hari Jumat. Pada hari itu Adam Alaihissalam diciptakan, dimasukkan ke surga, dikeluarkan daripadanya dan kiamat tidak terjadi kecuali di hari Jumat.” [Riwayat Muslim]

Rasulullah juga pernah bersabda : “Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jumat, maka perbanyaklah sholawat kepadaku di dalamnya, karena sholawat kalian akan ditunjukkan kepadaku, para sahabat berkata : ‘Bagaimana ditunjukkan kepadamu sedangkan engkau telah menjadi tanah?’ Nabi bersabda: ‘Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.” ( Shohih. HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, An- Nasa’i )

Keistimewaan lain hari Jumat adalah saat-saat dikabulkannya doa, yaitu saat-saat terakhir setelah shalat ashar ( seperti yang dijelaskan dalam banyak hadits ) atau di antara duduknya imam di atas mimbar saat berkhutbah Jumat sampai shalat selesai ditunaikan.

Amalan Mulia

Allah mengkhususkan hari Jumat ini hanya bagi kaum Muslimin dari seluruh kaum dari umat-umat terdahulu. Di dalamnya banyak rahasia dan keutamaan yang datangnya langsung dari Allah.

Beberapa rahasia keagungan hari Jumat adalah sebagai berikut :

Rabu, 29 Mei 2013

TATA CARA SHALAT JAMA' DAN QASHAR


Seputar Shalat Jama' dan Qashar

Posted by Yulia Nisa

Sehubungan masih banyaknya pertanyaan seputar Sholat jamak dan Sholat Qashar berikut ana share lagi artikel tersebut, semoga bisa sedikit membantu pertanyaan yang belum terjawab.

I. PENGERTIAN SHOLAT JAMA'

Shalat yang digabungkan, yaitu mengumpulkan dua shalat fardhu yang dilaksanakan dalam satu waktu. Misalnya, shalat dzuhur dan Ashar dikerjakan pada waktu Dzuhur atau pada waktu Ashar. Shalat Maghrib dan Isya’ dilaksanakan pada waktu Maghrib atau pada waktu Isya’.

Sedangkan Subuh tetap pada waktunya dan tidak boleh digabungkan dengan shalat lain. Shalat Jama' ini boleh dilaksankan karena bebrapa alasan (halangan) berikut ini:

Selasa, 28 Mei 2013

RAHASIA QALBU

*Rahasia Qalbu*.



Kutipan dari Sepucuk Surat Hadrat Abd’ al-Qadir al-Jilany ra.

Hati [qalb] -mu adalah sebuah cermin yang berkilau. Engkau harus membersihkannya dari debu dan kotoran yang telah terkumpul dan melekat di permukaannya karena sesungguhnya ia ditakdirkan untuk memantulkan cahaya ‘Rahasia-Rahasia Ilaahiyyah’.

Manakala cahaya dari … Allah (Yang) adalah cahaya petala langit dan bumi … mulai menerpa seluruh bagian dari hati-mu, pelita hatimu akan mulai menyala. Pelita hati itu … berada di dalam kaca [az-zujajah], dan kaca itu seakan-akan kaukabun [1] yang berkilau …

Selanjutnya di dalam hati-mu itu, sambaran-sambaran petir dan kilat Pengetahuan Ilahiyyah akan dimulai. Sambaran-sambaran ini datang dari awan-awan yang mengandung hujan sebagai makna dari … yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula di sebelah barat … dan menerangi pohon pemahaman, cahayanya sangat murni, jernih dan … menerangi walaupun tidak disentuh api [2].

Selanjutnya pelita di hati-mu itu akan menyala dengan sendirinya karena apakah mungkin ada sesuatu yang akan tetap tidak menyala manakala Cahaya dari Rahasia-Rahasia Allah Ta’ala telah menerpanya.

Hanya jika cahaya Rahasia Ilaahiyyah telah menerpanya, kegelapan malam dari Rahasia-Rahasia akan diterangi oleh ribuan bintang yang berkilau … dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk [3] … Bukan bintang itu yang memandu perjalanan melainkan Cahaya itu lah yang memandu. Sebagaimana … Allah telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang [4]… Manakala Pelita Rahasia Ilaahiyyah telah menyala di dalam jiwa mu maka yang selebihnya akan datang, apakah kesemuanya datang secara bersama atau sedikit demi sedikit. Sebagiannya ada yang telah kalian mengerti dan sedangkan yang belum kalian mengerti akan dijelaskan disini.

Entri Populer